Bogor, 16 Juni 2007, Pulang kampung saya di hidangkan komplen dari orang tua dan adik seputar komputer yang jadi virus farm. Flashdisk yang write protected, komputer yang sering hang. Data-data yang berubah jadi exe, akses internet yang lemot dan sering disconected sendiri.
Tiba-tiba muncul sebuah pemikiran, “Kenapa tidak saya coba kenalin mereka ke penguin?”. Saya Ambil tas yang berisi CD feisty, yang selalu saya bawa. Masih ada dua keping hasil “setoran” dari siswa-siswi saya. “Wah, mesti cari korban siswa yg butuh nilai perbaikan lagi nih ;)”.
Oke, tampa berkompromi dengan mereka, saya mulai pasang posisi didepan PC hibah dari saya 2 tahun lalu (Celeron 266 mhz, 20 GB HD, 160 mb memory 😀 ). Saya masukkan edubuntu feisty dan memulai proses instalasi.
Muncul menu instalasi, saya pilih opsi install sebagai workstation. Masuk ke menu pilihan partisi, saya hapus partisi windows dan saya pilih pemartisian terpandu. Komentar pertama Ayah saya “kok tulisannya bahasa indonesia wan?”. Sedang komentar adik “A, ntar foto dari hendphone bisa bisa dimasukkin nggak?, buat nambahin foto di friendster Enah”.
He..he…he, punya waktu propaganda linux sambil nunggu proses instalasi selesai nih. Sekitar 2 jam lebih proses instalasi selesai. nggak nemuin masalah yang berarti. Masuk ke desktop GNOME yang saya lakukan pertama mencek kemampuan resolusi layar, cuma sampe 800 x 600. saya cek menu sistem, pengaturan, hardware information.
USB PCI VT82xxx terdeteksi dgn baik bahkan telah support USB 2 (di XP perlu hunting driver dulu), sound card ES1370 berfungsi dengan baik. VGA Card S3 Virge DX tidak masalah. Kabar baiknya ada ditemukan device PNP USR 9190 (Berarti modem US Robotic nya terdeteksi nih). Kabar buruknya tidak ada informasi mengenai jenis monitor, barangkali memang tidak terdekteksi dan menggunakan default monitor.
Ya sudah, saya coba setting modem pada system administrasi network. masuk ke modem propertis. nomor favorit 080989999, username : telkomnet@instan dan password : telkom. Modem port di set ke /dev/ttys3, type dirubah ke : tone. kemudian di tab option saya centang option box “use the internet service provider name service”. Kemudian keluar dari modem properties, pada tab DNS di set ke : 202.134.0.155 pada tab hosts di set static ip : 192,168,0,xxx.
Ok, saatnya mencoba. saya klik kotak activate terdengar suara gemerisik. Wah belum berhasil :(. Kembali ke modem propertis, pada modem port saya pidahkan ke /dev/ttys2, kembali kemudian keluar dari kotak propertis.
Tes lagi, klik activate, terdengan nada dial yang begitu familiar. saya simpan konfigurasi dengan nama telkomnet. Lalu dengan harap-harap cemas saya klik icon mozilla firefox. pada kotak URL address diketik : http://www.google.co.id <enter>, muncullah logo google yg begitu sederhana. Logo yang sudah ribuan kali saya lihat, namun malam itu saya pandangi dengan begitu takjub.
Begitu mudah. Next, mulai berurusan dengan windows terminal. usaha berikutnya membuat tampilan resolusi 1024 x 768. #sudo gedit /etc/X11/xorg.conf <enter>. type monitor “generic”
Section “Monitor”
Identifier “Generic Monitor”
Option “DPMS”
HorizSync 28-51
VertRefresh 43-60
EndSection
Saya longok ke belakang monitor, waduh sudah tertutup pilox :(. ya sudah telusuri terus kebawah :
DefaultDepth 24
ganti ah jadi 16
Simpan, lalu restart edu buntu. login screen masih di 800 x 600, masukkan username dan password, masuk ke gnome desktop, saya cek kemampuan resolusi layar 640 x 480 ada, 800 x 600 ada, eh ada lagi diatasnya : 1024 x 768 !, saya pilih itu akhirnya ……….seperti sering saya baca di blog-blog linuxer. It’s work..!,
Sungguh pengalaman yang cukup berkesan nginstal PC modal satu CD!, kayaknya cuma linux yg bisa all in one gini.
Selanjutnya intrudoction to linux dan GPL ke ayah dan adik-adikku. Tes Flashdisk, install codec MP3 dan lainnya. nggak ada masalah. Tinggal Problem Bluetooth nih, musti beliin dulu, ada saran, jenis dan brand yg support?.*
bagus ceritanya.
salam
tôi muốn biết cách cài đặt hệ điều hành của Edubuntu như thế nào
bener juga mikirnya ya. Cuman orang kadang ragu pake linux. alasan mereka ga kompetible file dokomen lah. Ga familier lah….Kunolah…text console lah susah juga. Palagi dikantor….
Maju terus Linux Ubuntu..Udah nyoba 8.04 lts.
hidup open source………………….