The way I teach

Siang hingga sore tadi saya mengajar tiga kelas (SMP kelas 8). Mulai dari kelas A, anak-anak sudah siap di kursinya masing-masing, ada sebagian yang masih membersihkan ruangan dan menyapu hingga ke pintu kelas.

Setelah semua siap prosesi KBM mulai berjalan. berdoa, mengeluarkan buku catatan, saya mengulas materi yang diajarkan terakhir. dan mulai menerangkan dan berdiskusi (sebenarnya sebagian besar berisi omelan terhadap siswa yang bikin acara OOT sendiri).

Sudah beberapa hari ini saya mulai menerapkan disiplin untuk mendorong siswa memfokuskan diri pada aktifitas belajar yang saya plot. Ternyata tidak sulit ngatur anak-anak itu. Sedikit bentakan, pandangan sinis dan beberapa kali shock teraphy mereka telah berhasil “ditertibkan”.

Selesai satu kelas, bel berbunyi, saya langsung pindah ke kelas B. Sequel, repetisi atau loop aktifitas bersyarat dengan beberapa improvisasi berjalan lagi hinggal bel tanda istirahat berdering.

Take a abreath…, take a breakfast (jam 3 sore 😦 ). bel masuk kembali berdering, saya masih punya waktu 1 jam pelajaran sebelum ke kelas berikutnya. Duduk manis di labkom sambil ngobrol dengan sesama guru.

kriiing… bel untuk pergantian jam membawa saya melangkah ke kelas C. Kelas terakhir sore ini dan kelas dimana saya ditugaskan menjadi walikelas tsb.

Masuk ke ruang kelas disambut sebagian siswa yang sibuk merapihkan pakaian (habis mata pelajaran olah raga, jadi mereka ganti pakaian). Sebagian lagi masih belum selesai jadi masih di ruang ganti (kamar mandi ding).

Mikir sebentar, saya langsung menginstruksikan (kesannya diktator ya..?) mereka yang telah selesai salin untuk ke lab kom, segera saya tinggalkan mereka kembali ke sarang dimana saya merasa nyaman.

Satu persatu siswa masuk, ada yang masih pake kaos olah raga (ahh, sebodo amat). seperti biasa mereka segera berebut kursi yang mereka anggap strategis.

15 komputer, sekitar 38 siswa yang hadir :), biasanya dibagi tiga sesi. Maka jadilah lab sunyiku pasar kaget dengan anak-anak berkeliaran sambil berteriak satu ke yang lainnya.

Setelah ehm.., menginstruksikan apa saja yang harus mereka kerjakkan, saya mulai tour dan satu keyboard ke keyboard lain menjelaskan, mengoreksi, ngejewerin kuping anak yang usil ke kawannya.

Karena tugasnya hanya memposting sebuah tulisan di blog kelas, beberapa anak telah selesai dalam sekitar 10 menit. Saya minta mereka memberi kesempatan ke siswa lain yang menunggu sambil membantu siswa yang menggantikannya.

Beberapa siswa baru mengetik beberapa baris setelah waktu berjalan lebih dari setengah jam (coba kalau sedang ngobrol di kelas.., 5 bab nggak sampe 10 menit). Bahasa ilimiahnya kemampuan berekspresi tekstual mereka rendah). Tapi itulah realitasnya, bebarti dari situ saya harus mulai.

Satu jam lebih mereka silih bergantian (ada beberapa siswa yang tekun membimbing temannya), sedikit demi sedikit siswa yang telah selesai kembali ke ruang kelas.

Hingga bel tanda pulang sekolah berbunyi tersisa 3 anak yang masih mengerjakkan posting di blognya. Jam 5.30 akhirnya seluruh siswa selesai dan saya bisa beristirahat.

Saya tidak tahu apa yang ada di kepala siswa-siswi saya mengenai kegiatan belajar hari ini, tapi saya pikir meski sedikit, mereka memperoleh sebuah pengalam baru yang tidak bisa dibandingkan dengan mendengarkan seorang guru berbicara di kelas tentang sesuatu yang mungkin abstrak.

2 thoughts on “The way I teach

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s