K12LTSP, LTSP Ubuntu Head to Head

Tahun ajaran baru, nambah PC dan satu server. Masih konsisten dengan moto lama “berjuang dengan keterbatasan”, Server AMD AM2 5200+, DDR2 4 GB HD 320 WDC 320 GB  dengan ethernet giga ether dari realtek, plus 20 terminal P3 Compaq Deskpro 450 Mhz memory 120 harga di bawah 400 ribuan non harddisk.

Setelah Lab lama yg menggunakan K12LTSP basis FC 5, pengen nyoba LTSPnya edubuntu. Dengan CD Edubuntu 7.10 kiriman pribadi om Mark , server  di set sebagai server.

Instalasi dilakukan mahasiswa semester V yang sedang magang dari BSI, Rohmat, Aryo dan Pariz. Proses instalasi lancar, (detailnya bisa dilihat di http://kkpdisekolah.wordpress.com), Setting jaringan, update ubuntu ke internet, penyesuaian DHCP server dengan lan sekolah. Tes running diskless client. sebagian beres sebagian ada masalah karena CD drive pada client nggak bootable (8x s.d 16x).

Ada dua hal yang mengejutkan, PC Compaq slim P2 yang lama langsung konek (padahal di K12 harus ngoprek file lts.conf baru bisa), dan yang kedua, PC P1 yang pada edubuntu 7.04 nggak ngangkat ternyata bisa dengan proses booting yng lebih lama tapi akselarasi grafis yang lebih baik.

Secara keseluruhan edubuntu memberikan unjuk kerja dan tampilan yang lebih dari yang kami harapkan, meski masih penasaran dengan Fedora 8 dan 9 yang katanya melakukan perombakan besar pada paket LTSP-nya.

Setelah kerja keras selama sekitar seminggu Lab sekolah berbasis linux terminal server project dengan dua distro segera siap dinikmati siswa. Ada pertanyaan menarik dari mahasiswa magang mengenai teknologi diskless ini. Apa perbedaan mendasar diskless network dengan linux dan Ms?. Jawaban praktis saya, Ms server dimulai dengan kelengkapan fitur dan performa yang baik dan seiring berjalannya waktu semua itu menurun. Siklus reinstall yg sulit dihindari berdasarkan pengalaman saya sekitar 6 bulan. Linux sebaliknya dimulai dengan banyak keterbatasan, seperti update software-software, codec, penambahan aplikasi dan seiring berjalannya waktu tetap cepat semakin lengkap tapi tetap banyak menyisakan tantangan dalam kerangka pengembangan.