1 Oktober 2008
Malam ini, sekali lagi saya ngecek ke situs http://www.nuptk.info untuk mengetahui apakah nama saya sudah masuk ke database guru di sekolah tempat saya mengajar. Data nomor NUPTK Kota Depok dalam format excel itu menunjukkan update tanggal 22 September 2008. “Hmmm.., Sudah revisi yang kesekian gumamku dalam hati. Setelah selesai download, langsung saya manfaatkanf filtar basis data berdasarkan institusi sekolah yang membawa ke daftar guru SMP PGRIDepok II Tengah tempat saya mengajar selama lima enam tahun terakhir ini. Saya telusuri record dem
i record data. ada 14 guru dari sekitar 30 guru yang mengajar disekolah kami.
Hati saya mulai ciut menyadari bahwa jumlah ini masih sama dengan data terkahir yang saya lihat. Ada dua pengajar yang dengan status ditolak dan selebihnya diterima. Dan tentu saja nama saya tidak tercantum diantara nama-nama itu. 😦
Dalam hati bertanya, seberapa pentingkah nomor ini. Meski kenyataan ini jelas tidak menyurutkan saya untuk memilih profesi sebagai pendidik, tidakbisa dipungkiri ada kekecewaan yang membekas dihati. Barangkali hal yang sama dirasakan pula oleh rekan pengajar lain yang belum / tidak tercantum namanya.
Ada rasa ketidak berdayaan karena tidak ada yang bisa saya lakukan dalam kasus ini, dan terbersit pula rasa lebih rendah dibandingkan teman pengajar yang tercatat namanya. Hanya melalui blog ini kegundahan ini bisa saya ekspresikan.a
Ditengah kekecewaan ini, muncul berbagai pertanyaan mengenai sebab belum terakomondasinya nama saya dan beberapa rekan dalam NUPTK list. Sebagai pengajar IT yang hobi ngoprek database, logika saya mulai menelusur dari muara kehilir.
Tampa maksud mencari pihak yang bisa disalahkan, saya menyadari pengelolaan basis data memang sebuah disiplin ilmu yang “terlupakan”, ironisnya IMHO implementasi automasi komputer dengan database merupakan momentum awal dalam sejarah perkembangan komputer. Penerapan sensus penduduk dan memprediksi hasil pemilu di amrika 1952
Saat ini dengan kemampuan pengelolaan data dalam jumlah sangat besar (miyaran record), kenapa kita masih tertatih-tatih mengelola basisdata dalam jumlah yang lebih kecil. Timbul pemikiran liar jika proyek NUPTK ini diserahkan ke raja database kang google barangkali saya tidak perlu menunggu terlalu lama untuk memperoleh NUPTK ;).
What ever, inilah realitas yang harus saya terima, Berusaha terus berlapang dada, menjalani hari-hari bersama siswa-siswi disekolah, melihat mereka tumbuh dan menyerap nilai-nilai positif tentang hidup dan bagaimana mereka menghadapinya dengan tegar sikap optimis.
Sebuah kebahagian yang tidak bisa ditukar dengan 16 digit nomor pengakuan eksistensi kami sebagai guru atau apapun.
9 Desember :
Hemmmm…, masih sama dengan daftar pertama…..
NUPTK Dan Tufung
Dalam sebuah rapat, jelang pencairan tunjangan fungsional yang didistrbusikan langsuk melalui rekening guru penerima. Dibahasa mengenai nasib para guru tak ber NUPTK.
Ada Anjuran untuk menysihkan sebagian tunjangan yang diperoleh buat guru yang belum beruntung tersebut dengan berbagai alasan seperti bentuk solidaritas sesama guru, Rasa simpati de el el.
Sebagai guru tak ber NUPTK, saya sangat sedih, bukan karena belum terdaftar sebagai penerima, kalau memang ada ketidak lengkapan administrasi, its ok. Tapi perlukah guru dibelas kasihani dengan cara seperti ini?.
Kami memilih profesi guru dengan segala konsekuensi termasuk ekonomi, yang terpenting apa yang kami peroleh adalah hasil jerih payah kami dan selama ini saya anggap cukup.
Dengan tulus saya ikut berbahagia melihat rekan kerja mendapat penghargaan dari pemeritah yang memang layak mereka terima.
Pada kesempatan itu saya hanya mengusulkan agar pera guru penerima tufung yang ingin menyisihkan sebagian uang yang diperolehnya pada siswa-siswi tidak mampu dan anak yatim piatu.
Bukan jumawa, tapi setiap orang punya hak untuk membelanjakan apa yang mereka peroleh dengan legal dan halal sesuai pertimbangan dan skala prioritasnya sendiri.
Rrasa prihatin terhadap rekan profesi jelas merupakan itikad baik, Tapi jika itu tidak diberikan dan diterima dengan ikhlas maka bukan manfaat yang kita dapat melainkan mudharat. Dan upaya generalisasi sikap secara masal cenderung mejadi pemaksaan.
kalau saya sih cuek aja orang mau sibuk akreditasi dsb. yang penting saya memberikan ilmu dan mendidik siswa2 saya sepenuh hati.
ngumpulin sertifikat? ga banget buat saya!
Ironisnya malahan ada temen saya (tidak usah saya sebutkan namanya) yang terdaftar di dua bahkan tiga sekolah tempat mengajarnya, dengan nomor unik yang berbeda… benar benar unik… ini namanya redudansi atau duplikasi, ck ck ck. Mudah-mudahan kedepannya sistem ini benar2 terintegrasi dengan data yang akurat
semangat terus kang…!!!
bangsa ini butuh orang2 kek situ untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
setuju,… Pokok-nya posting ini akan saya taro di top posting sampai semua guru di sekolah saya memperoleh kejelasan mengenai NUPTK kami.
Pak… kan denger2 update / perbaruan untuk NUPTK dari sekolah2 paling lambat bulan ini (desember) kan… Kemaren saya abis ngebantuin temen KepSek SMK Nurul Hayat Depok nyeplit data (nuptk splitter), di SMKnya 8 guru ditolak pengajuannya dan kemaren abis ngajuin lagi.
Udah ngajuin lagi lum?
He he… bisa aja pak adhi ni…
Saya barusan juga menuju ke TKP pak, dan saya lihat juga NUPTK temen SMP I / SMK Nurul Hayat yang kemaren saya bantuin dan udah langsung diajukan ternyata belum masuk juga, padahal udah dari bulan nopember… apa kata dunia..?
Bagus juga gambarnya….. ganteng yah….. hua ha ha ha… sama sebelnya kayak kita ye…….
😀 Ternyata benar benar dijadikan sticky…
belum ada update terbarunya nampaknya blm juga diapprove nomernya ya pak, turut prihatin (bukan ke pak adhi, tapi ke birokrasi negeri ini).
Btw usul pak adhi itu untuk menyisihkan untuk siswa yang tidak mampu itu loh… sangat bijaksana menurut saya.
Oya pak, saya udah ganti kontrakan (baca : domain -red) hahaha udah kaya dimajalah aja. Skarang saya ngontrak disini
Ok pak adhi, terus berkarya ya pak…!
Ganbatte Minna…!
pak, apakah nuptk berlaku seluruh Indonesia. misalnya apakah seorang guru swasta yang telah memilki NUPTK dari suatu propinsi, apabila pindah mengajar pada propinsi lain harus membuat NUPTK baru ?
Tetep semangat pak adi…. banyak ilmu yang bapak ajarkan…. memang sebagai pengajar, kita butuh diakui oleh pemerintah. karena tanpa NUPTK ibaratnya kita tanpa KTP. saya yakin kalo orang2 yang ngerjakan proyek database seperti pak adi, pasti akan cepet ter update data para guru2…. tetep semangat ya pak… salut buat para guru…. 😉
Saya jg seorang guru disumsel tanpa NUPTK
saya dan temen teman seprofesi sama beratnya menunggu nuptk itu keluar ironisnya saya sudah punya nuptk dari sekolah yang LAMA dan sudah diurus mutasinya sejak setahun yang lalu dan per 6 bulan sekali saya dan teman teman sudah berkali kali mengajukan data data yang sama sesuai yang diminta, tapi sampai sekarang nuptk itu tak kunjung datang dan berpindah ke sekolah baruku……..haruskah seperti ini……
Alhamdulillah NUPTK saya sudah ada, jadi dah resmi diakui pemerintah sebagai guru.
Sayang guru-guru baru (sekitar 1 – 5 tahun mengajar) di sekolah saya belum memiliki NUPTK…