Cyber world : My First Encounter

Entah kenapa segala sesuatu yang berbau teknologi begitu mengundang rasa keingin tahuan saya, atau berangkali juga banyak orang. Gambaran yang saya peroleh melalui artikel-artikel majalah, koran dan media eletronik tentang kemudahan yang terkadang dibumbui janji-janji muluk mengenai masa depan yang serba high tech, sophisticated, automated terlihat begitu dekat dan nyata dimata saya.
Ekspresi kegembiraan ketika pertama kali bisa mencetak naskah dengan word processor dan menyimpan hasilnya untuk dipamerkan ke keluarga di rumah sempat menjadi bahan tertawaan teman sekerja. Sejak saat itu komputer menjadi perangkat favorit saya hingga sekarang.
Kemunculan internet yang diberitakan mulai menjadi trend di dunia komputer mulai menjadi obsesi saya ketika bekerja di sebuah proyek pemerintah yang berkantor di kampus Universitas Indonesia. Pada waktu itu UI tengah membangun jaringan UI terpadu (JUITA) dan jaringan komputer pada institusi saya kebetulan direncanakan terhubung kedalamnya.

Dari Pictures


Ketika para teknisi Fasilkom mulai memasang peralatan jaringan seperti patch panel, hub dan sebagainya saya dengan sangat antusias turut menyaksikan dan mengajukan banyak pertanyaan. Jujur, saat itu saya tidak habis pikir bagaimana mungkin serat kaca yang begitu kecil dan rapuh bisa mengantarkan data jauh lebih cepat dibandingkan kabel tembaga.
Setiap Hari jum’at saat menuju mesjid UI, kami melewati sebuah menara yang baru selesai dibangun. Menurut IT di kantor saya itu adalah menara transponder yang akan menghubungkan kampus Depok dan Salemba dengan kecepatan transmisi data hingga 2 Megabyte per detik. Sejak saat itu secara perlahan saya menyerap dan menyadari bahwa kita berada di awal sebuah revolusi teknologi informasi. Dan artikel-artikel yang pernah saya baca mengenai “information on your fingertip” mulai membentuk gambaran yang lebih jelas dan lengkap.
Hari-hari selanjutnya diisi penantian dan rasa keingin tahuan yang besar tentang jaringan yang menghubungkan banyak komputer dan saya begitu berharap salah satunya adalah komputer dimeja kerja saya. 😀
Hari itu Dudi tenaga IT di kantor saya membawa sebuah disket bergambar bola dunia yang dipotong garis biru melengkung membentuk huruf “S”. Kepada kami ia menjelaskan bahwa itu adalah aplikasi browser yang digunakan untuk mengakses INTERNET bernama Mosaic.
Segera kami berkerumun dimejanya untuk menyaksikan proses instalasi program tersebut. Setelah melakukan konfigurasi pada jaringan di sistem operasi Ms Windows 3.1 program mosaic pun mulai diinstal.
Selesai proses instalasi dilakukan restart kemudian muncul grup jendela mosaic yang menampilkan logo bola dunia didalamnya. Kemudian setelah didouble klik, terbukalah aplikasi browser pertama yang kemudian diisi alamat URL http://www.ui.ac.id, tampilan informasi dan gambar yang berasal dari komputer (web server) diluar kantor kami menyadarkan saya dan rekan-rekan yang menyaksikan demo itu bahwa gerbang informasi global telah terbuka buat kami. Situs-situs lain yang akhirnya sering kami buka adalah situs mesin pencari yahoo dan isnet.

My first encounter with email
Perkenalan pertama saya dengan email adalah ketika saya memperoleh account di salah satu webmail kampus. Untuk itu kami harus membayar iuran sebesar Rp. 25.000,- per semester. Kemudian saya diberi user ID serta passwordnya.
Akses email dilakukan melalui protocol telnet dari DOS prompt ke mesin server. Sebuah server linux distro Slackware versi 2.x.x . kemudia setelah login jika ada pesan masuk akan muncul tulisan “You have n new mail” dan pertanyaan akan langsung melihat atau tidak.
Pesan pertama yang saya terima adalah pemberitahuan dari admin untuk segera merubah password dengan command linepasswd”. Maka mulailah saya memanfaatkan email dengan bertukar pesan antar teman sekantor  dan lainnya.

Hal lain yang segera saya lakukan adalah membuat kartu nama baru dengan mencantumkan alamat email di dalamnya. Dan saya adalah orang pertama yang memiliki kartu nama dengan alamat email dikantor saya. 😀 (Narsis ya….)

My first encounter with milis and newsgroup
Milis adalah fitur internet favorit saya waktu itu. Milis yang acap kali saya kunjungi adalah apakabar, ui, dan itb. Aplikasi yang sering saya gunakan selain email adalah pine. Sekali lagi teman IT Dudi menjadi pemandu cara pengoperasian pine.
Dari situ saya berbagi informasi (sebenarnya banyakan nanya dari pada merespon) mengenai komputer dengan sesama anggota. Banyak pengetahuan yang saya serap dari para ITiers yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan sabar dan terperinci. Saya harus berterimakasih pada mereka seperti Mas Ardhan, Safrudin, Tom dan lainnya termasuk pak Ibam (Samik Ibrahim) yang ternyata memiliki selera humor yang tinggi. Salah satu posting beliau yang saya ingat adalah mengenai “Kacamata”. Sayang saya lupa isinya dan ketika googling cukup lama pun tidak ditemukan arsipnya.
Di milis apakabar dan itb, topik pembicaraan kadang mengenai isu politik. Maklum pada waktu itu kita berada pada fase kejenuhan dibawah pemerintahan orde baru. Selain itu banyaknya peserta milis dari USA, Australia dan Eropa yang menambah hangat diskusi dengan melemparkan opini atau berita uncensored yang tidak bisa dibaca dimedia konvensional.
Jujur, saya merasa menjadi agen tranformasi teknologi dan politik meski sekedar membaca dan mencetak artikel yang saya anggap menarik untuk ditunjukkan pada teman di rumah dan ke orang tua.
Kemudian krisis ekonomipun melanda Indonesia dan terjadi transisi politik memasuki era reformasi.

My First Encounter with chatting (talk actually)
Teknologi tidak melulu berisi hal-hal serius, ketika pikiran mulai keruh akibat rutinitas dan tekanan perkerjaan maka teknologi bisa menjadi alat terapi untuk mengendurkan urat syaraf. Salah satunya dengan …… chatting :).
Buat saya pengalaman pertama berkomunikasi secara realtime menimbulkan sensasi tersendiri. Menyadari kita bisa berkomunikasi jarak jauh tanpa mengeluarkan uang sepeserpun meski sebatas teks merupakan kenikmantan tersendiri.
Mitra chatting yang paling sering saya lakukan waktu itu adalah Tom. Sebagai salah satu tenaga IT Fasilkom Tom memang terkenal ramah, selain itu ia juga baik hati dan tidak sombong (gubrak..). Kebetulan dia sering berkeliling ke instansi-instansi yang memerlukan support atau trouble shooting seputar jaringan. Dari tempat ia menangani jaringan ia dengan sabar meladeni saya mengobrol.
Aplikasi yang saya pakai waktu itu adalah talk atau rtalk. Pengalaman talk terjauh saya adalah antara Depok – Salemba. Aplikasi talk hanya bisa digunakan secara person to person. Dan layar dipisahkan dengan garis horisontal. Berbeda dengan IRC (Internet Relay Chat), talk lebih realtime karena setiap tombol keyboard yang ditekan akan langsung muncul di layar terminal lawan bicara kita.
Sesudah itu tentu banyak aplikasi komunikasi realtime lainnya seperti IRC, YM, dan sebagainya.
Pengalaman pahit tak terlupakan saat menggunakan YM adalah ketika saya melontarkan kalimat menyinggung lawan bicara ketika chatting dalam bahasa Inggris. Kalimat yang saya ingat sewaktu membela diri dengan menuliskan “who do think you are?” yang dia jawab dengan “I am came from the island where people talking in english”. Kawan yang menyaksikan saya chatting waktu kontan tertawa terbahak-bahak menikmati penderitaa saya :(.
Hingga hari ini teknologi informasi berkembang pesat. Fitur-fitur baru pun bermunculan menawarkan banyak kemudahan. Internet telah masuk ke setiap sudut dan ruang serta dimensi kehidupan mengisi setiap kekosongan dengan derasnya informasi.
Kita sebagai pengguna bisa dan telah menikmati semua keuntungan yang diberikan. Batasan georafis pun menjadi semakin pudar. Dan dengan kemajuan itu, hidup menjadi lebih mudah. Kita berhutang banyak pada mereka yang telah dan terus bekerja keras menjadikan semuanya mungkin, merubah setiap mimpi menjadi kenyataan. Begitupun saya, Banyak yang telah saya nikmati, sedikit yang bisa saya berikan.
Sejarah tidak hentinya melahirkan para penemu, inovator, entrepreneur baru dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman. Issac Newton, Thomas Alpha Edison, James Watt, Albert Einstein dan lainnya. Masyarakat yang berhutang budi pada mereka membangun simbol-simbol berupa monumen, patung dan sebagainya untuk menyatakan rasa terimakasihnya.
Didunia TI, kita ketahui pera penemu, inovator, dan entrepreneur itu masih ada ditengah-tengah kita. Sebagian masih berusia muda dan terus bekerja keras mencari serta memberi yang terbaik dari yang mereka miliki. Bill Gates, Raymond Tomlinson, Linuz Torsvald, Jimmy Wales, Mark zuckerberg dan masih banyak lagi lainnya. Lalu, apa yang kita lakukan untuk menyatakan rasa terimakasih kita?

8 thoughts on “Cyber world : My First Encounter

  1. Isma Yulianto

    Wan… ketika anda menulis “Saat itu secara perlahan saya menyerap dan menyadari bahwa kita berada di awal sebuah revolusi teknologi informasi.” anda tidak menyebut tahun berapa itu…..
    setidaknya buat yang awam seperti saya ini bisa mendapatkan wawasan baru tahapan perkembangan TI berdasarkan pengalaman seseorang.

    ……………
    Tulisan anda walau sekedar cerita……. ada ilmu yang bisa dipetik dari situ….. bahwa TI bukan cuma untuk yang pintar…. tapi TI juga mudah untuk dipelajari siapa saja yang ingin mengetahui tentang dunia TI.

    Tahapan perkembangan TI yang anda tulis…. buat saya adalah wawasan baru…

    terima kasih

    Balas
    1. adhiwirawan Penulis Tulisan

      Masih mending ma, Biasanya prolognya “Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pertama…bla…bla..bla..”, yah namanya juga dongeng digital ;).
      Sekitar tahun 94-96-an. klo ga salah. Sekedar gambaran tentang teknologi from my tiny, winy, litle eyes…

      Balas
  2. Dewi kirani

    internet sekarang memang semakin tak terpisahkan dari kehidupan kita.
    Di HP saya pun ada internetnya. Biayanya juga sekarang murah. Jadi pepatah informasi di ujung jari benar adanya.
    Mengenai ucapan terimakasih ke para penemu di internet, pak Adi aja yang menyampaikan sbg juru bicara.
    Jangan lupakan juga tokoh internet di Indonesia seperti Kang Onno dkk.
    Jasa mereka besar jugakan.

    Balas
  3. boo

    setiap orang punya ceritanya sendiri berkenalan dengan internet.
    saya mulai kenal internet tahun 2001 karena terpaksa untuk ngelamar kerja.
    Jadi saya ke warnet yg taripnya masih mahal, 7 ribu / jam kalo nggak salah.
    Dengan bantuan abang warnet email saya jadi juga.
    Sekarang saya kerja supir di swasta. tapi punya laptop buat ngisi waktu kalau bos lagi meeting.
    Sekarang saya ingin punya blog juga karena disuruh bos. tapi bingung caranya.

    Balas
  4. adhiwirawan Penulis Tulisan

    @dewi: iya kelupaan, tokoh n pakar internet Indonesia memang perlu kita apresasi juga.
    @boo: teope, untuk memiliki blog cukup register di wordpress, blogdetik.com atau yang lainnya. Yang penting rajin p0sting, blogging itu tentang berbagi apa yang kita ketahui rasakan dengan semua orang, jadi nggak perlu bingung aspek web masteringnya. publish and publish…

    Balas
  5. ilyas

    tolong kirimkan contoh program simpan pinjam, deposito, accounting, tabungan, supermarket & pegadaian yang trial sj dulu sebagai contoh sementara untuk perusahaan kami KSU. NUSA MANDIRI, dan kami akan membahas sofware anda jika kami tertarik kami akan membeli program anda dengan penawaran 7.500.000,- persofware
    Syarat…..
    1. sofware yang digunakan harus pemrograman visual foxpro (vfp)
    2. anda harus datang mentraining perusahaan kami di makassar.
    3. biaya-biaya akan kami tanggung maksimal 6.000.000,- selama pemasangan program dan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
    4. kontak personal ilyas halim 081342311310
    e-mail: ladaladai@yahoo.co.id
    5. paling lambat akhir januari 2010……

    Balas

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s