Banyak pandangan skeptis tentang kegiatan seminar. Ada yang bilang hanya buang-buang waktu dan anggaran, ngejar sertifikatnya saja, ada juga yang bilang lebih sering sebatas formalitas tanpa substansi.
Saat ini ajakan seminar pada para guru cukup sering didengar. berbagai tema pun ditawarkan dan biasanya gayungpun bersambut. Berbondong-bondong guru datang keseminar meski kadang “biaya investasi” cukup besar untuk ukuran kantong guru.
Lalu sebenarnya, sejauh mana manfaat kegiatan seminar bagi guru. Seminar apa yang “layak” diikuti? dan mana yang tidak?.
Bagaimanapun sebagai sebuah profesi yang mulai diperhatinkan, guru perlu meningkatkan prefesionaismenya. Dan barangkali mengikuti seminar merupakan salah satu langkah untuk mencapai itu.
Pertanyaan lainnya, sampai kapan budaya seminar ini akan berlangsung?, akan masih marakkah kegiatan seminar setelah semua guru dan dosen tersertifikasi? 🙂
Seminar merupakan salah satu bentuk kegiatan pengembangan profesi guru, untuk memperkokoh kompetensi guru yang bersangkutan.
Tetapi jika mengikuti seminar hanya untuk mengejar sertifikatnya srmata, tampaknya ada sesuatu yang salah dengan guru tersebut
Semoga fenomena ikut seminar demi sertifikat tidak menjadi kecenderungan umum, yaa hanya sebuah kasus yang akan hilang.
Saya berharap guru menempuh semua cara yang bisa diambil untuk menambah wawasan secara global, meningkatkan lifeskill, pengetahuan guna meningkatkan profesionalismenya. termasuk melalui seminar.
Dunia pendidikan kan tidak sebatas sekolah, ruang kelas saja.