Ketika jalan-jalan ke Harco Mangga dua untuk keperluan servis laptop saya tertarik pada penawaran akses internet unlimited yang relatif murah. Dengan kartu perdana yang dia tawarkan seharga 60 ribu, fair use quota nyasemura 120 mb saya pikir layak dicoba.
Apalagi mengingat reputasi im2 sebagai pionir di bidang akses internet mobile, paket seharga itu sangat menggiurkan. Meski pernah trauma layanan murah beberapa operator lain yang ternyata sangat lambat sayaberanikan diri membeli paket yang diberi label im2 merdeka itu.
Proses aktivasi kartu relatif agak membingungkan karena ada dua prosedur yaitu pada kartu dan pada cover pembungkus yang masing-masing berbeda. Ternyata yang dipakai adalah manual aktivasi pada cover, yaitu yang langsung menggunakan kode aktifasi sebagai user id dan password.
Dengan modem evdo merek huawei ternyata saya beberapa kali gagal menginstalasi kartu im2 tersebut di US linux ubuntu 10.04 pada laptop yang saya miliki. Padahal dengan modem yang sama telkomsel flash saya sama sekali tidak menemui hambatan saat diinstall di ubuntu ini. Akhirnya saya hanya bisa menikmati im2 merdeka melalui windows 7 saja.
Secara keseluruhan akses internet im2 merdeka yang saya beli cukup mengecewakan. Pada saat quota “cepat” masih tersedia kecepatan akses khususnya downstream maksimal 40 – 50 kbps, padahal indikator kekuatan sinyal sudah mencapai “hspa” atau “hsupa” karena letak BTS 3G,5 yang memang relatif dekat dari rumah.
Setelah kuota “cepat” habis, selanjutnya kecepatan turun drastis, yaitu 2 – 6 kbps saja !!!. Awalnya saya pikir karena timingnya aja yang kurang pas, mudah mudahan lain waktu im2 merdeka ku akan menunjukkan performa sesuai reputasinya. Tapi sepertinya harapan tinggal harapan, beberapa hari saya coba dari tempat yang berbeda, hasilnya sama.
Dari teman yang menggunakan layanan yang sama te rnyata menceritakan nasib yang sama. akhirnya meski masa pakai masih lsekitar tiga minggu kartu im2 saya tampaknya sudah harus masuk musium, dan untuk sementara saya kembali menggunakan telkomsel flash sampai ada layanan mobile broadband yang reliable dan lebih terjangkau.
ha..ha…wajar saja jika mas kecewa jika pakai modem GSM …bahasa mudahnya ngene mas..sudah banyak korban modem GSM,dan layanan HSDPA GSM biasanya menerapkan sistem kuota,artinya jika di pada BTS daerah mas hanya terdapat 50chanel/terminal HSDPA dan yang memakai lebih dari 50 orang,makanya ke-50 orang itu malah nggak akan mendapatkan layanan HSDPA alias nol…mending pakai modem CDMA saja…
speed cdma 2x lipat di banding GSM..jika mas membandingkan speed GSM yg HSDPA dengan EVDO,,ya jelas kalah mas..teknologi cdma sudah 4 langkah di depan gsm….bahkan smart sudah mulai launching teknologi EVDO REV-B,yg konon speednya bisa tembus 20mbps[sama dengan speed di korea,saat ini speed tercepat di miliki korea yg mencapai 22mbps]….
bayangin aja gimana senangnya rakyat Indonesia jika speed REV-B bisa di nikmati seluruh lapisan masyarakat….
tapi ada yg mengganjal mas jika melihat kata paragraf di atas :
“Dengan modem evdo merek huawei ternyata saya beberapa kali gagal menginstalasi kartu im2 …..”
bukannya modem EVDO hanya bisa di jalankan dengan kartu CDMA?..kalau di pake IM2 kayaknya sampai tahun depan juga nggak akan mau….
Alhamdulilah ketemu pakar nih.., untuk akses internet CDMA yang pernah saya coba, esia, flexi, dan smart mas. Hasilnya sangat mengecewakan, entah kenapa, barangkali karena quota channel frekuesi yang masing-masing operator miliki masih terbatas jadi botlenecknya bukan pada tekologi yang digunakan (CDMA atau GSM).
Tapi akses internet CDMA yang saya sebutin diatas saya coba sekitar 6 bulan lalu atau lebih, kalau sekarang ada akses internet mobile yang cepat dan terjangkau boleh dong direkomendasikan :). misalnya dengan AHA, kalau ada review dari end user terus terang saya penasaran juga.
So far, saat ini saya prefered pake telkomsel flash, selain coverage nya yg luas, speed seteleh fair use quotanya habis masih nyaman dengan kecepatan real downstream ke laptop saya sekitar 30 – 55 kbps, it’s the best I’ve ever get.
Kalau berharap dapet kesepatan akses sesuai atau mendekati “up-to nnn Mbps” sepertinya masih terlalu muluk.
Mengenai jenis modem waktu nulis saya emang ga cek, ternyata huawei tipe E170. thx koreksinya.