Dengan tenaga yang masih tersisa, Aris terus mengayuh sepedanya menyusuri gang demi gang di komplek perumahan itu.
Sesekali Aris berteriak mengeluarkan suara paraunya yang pasti terdengar oleh penghuni rumah-rumah yang dilalui sepedanya “Servis komputer, laptop, install Windows, game, office…!!!”, menarik nafas sesaat karena jalan agak menanjak. “Hapus virus, install driver, servis printer, cartrige, toner…!!!” teriaknya lagi yang segera ditimpali bunyi kriing..kriiiing… bel sepedanya.
Sudah tak terhitung gang ia lalui sejak keluar rumah pukul setengah enam tadi pagi. Saat ini sudah hampir dua jam ia mengayuh sepeda tanpa henti. Namun nasib baik belum berpihak pada nya, belum satu customerpun menyetop untuk memakai jasanya.
Dalam kelelahan, terbayang wajah dua anaknya yang melepas kepergian pagi ini. Si kecil Evan yang masih berusia 8 bulan sempat berteriak dalam bahasa bayi sambil melambaikan tangan berharap kali ini Aris mau mengajaknya bersepeda. Tapi waktu adalah uang, dan hari Minggu adalah hari yang paling hoki buat bisnisnya karena disaat libur, para pemilik komputer memiliki waktu untuk menservis atau sekedar rapihkan PC atau laptopnya.
Saat ini sekitar pukul delapan kurang, sinar mataharipun mulai tidak lembut lagi pada kulitnya. Tepat sebelum Aris membelok ke gang berikutnya, sebuah panggilan terdengar samar ditelinganya. “Mas… servis…!!!”
Aris segera turun dan menuntun sepedanya ke arah rumah dimana seorang anak berusia belasan tadi memanggilnya. “Iya dek, servis apa?” jawab Aris sumringah.
“Printer saya mati mas, lampunya berkedip terus..” jelas si anak. “Diliat aja dulu deh mas, Komputernya ada di ruang tamu kok”.
Arispun segera mengikuti si anak kedalam rumah sambil tidak lupa memarkir sepedanya terlebih dahulu serta mengambil tas peralatan berisi CD-CD program, obeng serta sebuah kertas terlipat berisi serial number dari beberapa software dan lainnya di belakang sepeda.
Hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 30 menit Aris sudah mengatasi masalah sang client. Saat ini Aris tengah mengayuh sepeda kembali dengan suasana hati yang lebih riang. Dengan pendapatan yang ia peroleh hari ini Aris berniat membelikan si sulung Fitri mouse cantik berwarna pink yang iya lihat di sebuah toko yang sering ia lalui saat “dinas”.
Ketika matahari semakin tinggi, peluh pun mulai bermunculan di permukaan kulit tangan dan wajahnya, sementara belum ia dengar panggilan merdu lagi di sepanjang jalan yang dilaluinya.
Jelang tengah hari Aris memutuskan untuk beristirahat di dekat sebuah kampus yang di tengahnnya dialiri sungai berukuran sedang. Aris memarkir sepedanya ditepi sungai dibawah pohon rindang. Cukup menjadi penghalang terik matahari yang secara konstan membakar kulitnya dalam beberapa jam terakhir.
Setelah melap muka dan tangan dari keringat, Aris mengeluarkan rangsum makanan yang ia bawa dari rumah. Sambil menghadap ke sungai yang airnya mengalir tenang Aris mulai menikmati makan siangnya sambil melamun, memikirkan banyak hal. Perjalanan hidup yang mebawanya terdampar di tepi sungai dekat sebuah kampus.
Selesai makan dan minum sebagai pencuci mulut, rasa kantuk mulai menyerangnya. Perut yang sudah terisi penuh serta buaian angin yang menerpa wajahnya mendorong Aris untuk bersandar pada batang pohon sambil perlahan tapi pasti matanya mulai terpejam.
Dan di tepi sungai, di bawah pohon dengan dinina bobokan suara daun yang tertiup angin, siang itu Aris pun terlelap dan bermimpi tentang kehidupan yang lebih baik yang ia dan keluarganya harapkan.
Dalam tidurnya, samar ia mendengar suar roda ban melindas batu, lalu “kreek” seperti benturan besi pada beton. Dengan malas Aris memicingkan matanya melihat ke arah sumber suara.
Antara sadar dan tidak, ia melihat sepedanya tengah dituntun seseorang. Sejenak Aris bingung sebelum akhirnya menyadari bahwa orang itu bermaksud mencuri sepedanya. Sontak rasa kantuknya pun hilang dan segera berusaha berdiri untuk mengejar sang pencuri.
Namun, sebuah pukulan ia terima dari belakang tepat mengenai sisi kanan telinganya. Aris kembali limbung dengan mengeluarkan darah dari lubang hidungnya. Sementara kedua pencuri dengan santai berboncengan meninggalkan Aris yang terpuruk di pinggir jalan sendirian.
Akhirnya Aris hanya bisa berdiri memandangi sepeda sumber mata pencahariannya menjauh untuk kemudian menghilang dari pandangan. Pergi bersama mimpi-mimpi sederhana yang ia bawa tadi pagi ….
Kehidupan teknisi ga gitu gitu amat lah wan….
masa pakai sepeda….
liat dund
dah bawa mobil neh
walau mobilnya tanpa gas alias di gerakin pakai kaki juga 😀
Sesuatu yang hari ini terkesan high tech, pasa saat nya akan usang di telan zaman. Seperti tukang servis jam, tukang servis mesin ketik dsb.
Seperti nya itu sudah jadi hukum alam ya ..
asa hariwang amat a……
berharap yang terbaik, bersiap yang terburuk is….
aduh, endingnya koq sedih, jadi nangis nih ….
yah itulah sisi buram dunia IT khususnya teknisi komputer, meski memang didramatisir, kegetiran seputar dunia teknisi komputer sedikit banyak adalah realitas yg saat ini terjadi..
Inferiority inside superiority…
duh jadi sedih bacanya
Ini cuma cerita rekaan kok, sekedar informasi idenya muncul dari candaan antar sesama cowok panggilan (tukang betulin kompie) yang kebanyakan sebatas usaha sambilan, itung-itung ibadah sekaligus manjangin silaturahmi.
Salah satunya adalah komentator tulisan yang pertama di atas 😉
kasian banget sih -_-“
like you said “Live is tough..” 😀
gan boleh tukaran link gak ?? kalo boleh mampir ke blog saya yaw,, sambil tengok sedikit…
saya tunggu kehadirannya dan berita baiknya.. salam.
Yups Mauk…Ini memang menar….sama yang terjadi pada saat ini…Anak DS Bisa Rakit Install PC ….tapi dengan metode yang selalu berkembang dan selalu mengikuti perkembangan yang ada saya rasa bisa sedikit membuat hati kita nyaman.
Di mana Sebuah pengetahuan Msyarakat akan teknologi dan segala sesuatu yang terkait di dalamnya….mungkin Msyarakat lama kelamaan tidak atau jarang sekali yang membutuhkan Jasa.
Tapi Kita bisa Lihat….pada Nilai Ekonomisnya….atau dari segi nggak pakai repot…
Walau kita bisa rakit and Install and Trauble shoting…
Misalkan SI X dengan Super Sibuknya dan di kejar waktu untuk menyelesaikan Tugas…demi perusahaan….
Dia tak ada waktu untuk ISntall OS Driver atau Softwere ataupun merestor Kompinya..
Tapi iya Ingin tetap bisa Melakukan atau Meneruskan Pekerjaannya saat Ini Pula…
Akhirya Jasa Perbaikan masih bisa di jadikan Alternatif dan Tukang Service dengan Metode Content Management System yang Bisa Meminjami Komputer atau Note Book untuk Sementara Waktu pada Client. dan Bisa mempertanggung jawabkan data data yang ada karna Data data perusahaan sangat lah Penting.
Jadi Kita harus tetap maju dan selalu mengembangkan Apa yang ada Pada Kita.
Sama Halnya dengan Jasa Pembuatan Webste yang semakin marak CMS dan Hosting dengan Vantastisco Installernya. yang membuat Jasa Programer Web Merasa di Remehkan.
Mohon Maaf apa bila ada salah kata.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
intinya setiap pekerjaan ada peluang dan tantangannya. dan ada masanya juga. Dulu ketika teknologi mekanik baru muncul profesi reparator jam, mesin ketik terlihat begitu hebat dan terkesan high tech.
Maka profesi lain seperti tukang solder (tambal panci, penggorengan), sol sepatu mulai terpinggirkan dan terancam punah :D.
Kemudian muncul era elektronik dimana para tukang servis radio tivi menikmati posisi istimewa di tengah masyarakat.
Masuk ke era digital, seperti yang dilustrasikan di cerita di atas. roda pun berputar, sebagian terangkat ke atas, sebagian lagi tergilas zaman, hilang dan terlupakan.
Ada satu kesamaan menarik dari profesi-profesi di atas, sebagian besar dari mereka belajar secara otodidak…..
Jujur Saya Suka Artikel Bapak…..
terimakasih…
ya itulah dongeng dari sang master IT. berita nyata ada pada sang honorer sekolah dasar…… meskipun dengan kendaraan sedikit maju ( HONDA GL PRO TH 97 ) betapa getir mengingat stiap berangkat harus merasa was-was “Bensinnya cukup ga yaa ????????????????????????
Alhamdulillah ………..
Motor saya juga tahun 97 pak, tornado gx 100cc yg 2 langkah itu :D, kita jalani dan syukuri aja pahit manisnya hidup ini ….
Menyesal saya temui blog anda bru sekarang…. kemana saja sya dulu yaa..
salam kenal pak Wirawan… nama anda sesuai betul dengan tindakan anda…
Kisahnya sangat sedih