Setelah sekian lama vakum tidak menulis khusus nya di blog ini, saya mencoba mulai berusaha aktif lagi.
Ada perasaan janggal dan aktifitas mengetikpun tersendat dalam mengekspresikan kata demi kata, kallimat demi kalimat untuk menyelesaikan satu paragraf saja. Serasa kehilangan sentuhan dan kehilangan feel menjadi penulis blog.
Kenapa berhenti menulis?, itu pertanyaan yang saya ajukan pada diri sendiri. Ada seribu alasan yang bisa saya kemukakan, mulai dari korban gelombang sosial media, mulai banyak kesibukan dan menulis terasa menjadi tidak penting lagi dan sulit menyisihkan waktu. But here I am, berusaha mencurahakan pikiran dan dan perasaan dihadapan layar laptop dengan pandangan yang terasa kabur. (faktur “U”)
Mencurahkan pikiran?
Yang saya pikirkan saat ini adalah seandainya saya hidup di era 70 aatau 80 han tentu teman saya adalah buku diari. bukan digital web log seperti ini. Dan barang kali saat ini saya sedang di loteng rumah, membuka barang-barang lama dan menemukan buku diari lama lalu mulai mengguratkan pena kembali di atas halaman-halaman kosong yang masih tersisa
Tapi ini era digital, cukup masuk ke situs wordpress.com dan mereset password yang lupa menggunakan email, halaman kosong itu sudah terbuka. Live is full of magics.. it’s true..!!
Mencurahkan perasaan?
Yang saya rasakan saat ini campur aduk, but mostly I feel peace, perasaaan ingin memberotak yang dahulu sering muncul sudah semakin teredam karunia besar tiada terhingga yang saya terima. Perasaan sebagai manusia terhebat itu sudah terluluhkan oleh keteduhan takdir. Perasaan diperlakukan tidak adil pun telah sirna ketika menyadari ibu sudah menjadikan saya seperti saya yang sekarang. Kita hanya menuai apa yang kita tanam. Kebaikan yang kita tanam, kedamaian yang kita terima, Keburukan yang kita semai, badailah yang datang.
“Maka ketika berkah dan cobaan itu datang di, tengoklah kebelang!”
Adi Wirawan 