Sabtu, 27 Januari 2018 menjadi hari yang bersejarah bagi guru TIK di Indonesia. Pada hari itu, sekali lagi guru TIK dari berbagai pelosok daerah di Indonesia akan berkumpul di Kementerian pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Jl. Sudirman Jakarta.
Sungguh menjadi suatu hal yang istimewa melihat bagaimana para Guru TIK dari Aceh, Kalimantan, sampai Papua, dengan keterbatasan, waktu, biaya akomondasi dan transportasi, berjuang untuk mencapai Jakarta tanpa dukungan biaya perjalanan dinas, atau kadang juga tanpa dukungan finansial sekolah, untuk menyampaikan aspirasi dan berbicara lantang tentang keprihatinan anak didiknya yang tidak lagi mendapai pembelajaran TI.
Kadang saya tidak habis fikir, ketika ada organisasi yang tidak memungut iuran anggota, tidak menadah kan tangannya pada pemerintah untuk memperoleh alokasi anggaran tapi tetap bisa berkumpul dalam jumlah besar memperjuangkan kebutuhan pembelajaran digital bagi siswa-siswi mereka, namun tidak juga memperolah perhatian serius dari pemerintah.
Di zaman ketika sekelompok orang berusaha bersandar pada kekuatan politik atau ketersediaan anggaran pemerintah untuk memobilisasi suatu gerakan, gerakan yang murni dari bawah seharusya bisa membuka mata dan hati kita.
Lalu jika harapan dan perjuangan belum membuahkan hasil, apa yang istimewa dengan Rembugnas kali ini?
Saya rasa hasil adalah satu hal, dan proses memperjuangkan suatu cita-cita merupakan suatu hal yang bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Lalu pondasi perjuangan berupa keyakinan akan pentingnya setiap anak belajar TIK di era milenial sekarang ini merupakan hal yang membuat rembugnas inilah istimewa.
Keyakinan itulah yang mendorong para guru TIK datang dari berbagai daerah dengan uang pribadi atau urunan sesama guru TIK untuk setidaknya mengirimkan perwakilan mereka dalam menyampaikan aspirasi bergerak ke Pusat pengambil kebijakan pendidikan Nasional menyampaikan harapannya.
Jadi….. Terimakasih Om Jay, Pak Tri, Om Youry, Bu Wiwin, Pak Tatang, Bu Bety dan pengurus IG TIK PGRI / KOGTIK lainnya yang tidak pernah lelah mengumpulkan dan menyatukan guru-guru TIK Indonesia.