Siapa diri kita adalah apa yang kita rasakan dan ekspresikan, banyak murid saya yang kurang menyadari fakta ini. Terbukti dengan bertebarannya status ber nuansa negatif seperti ekspresi kebencian, dendam, makian, sumpah serapah dan lain sebagainya.
Padahal khususnya di dunia maya, segala sesuatunya “terekam”. Apa yang terlanjur kita akespresikan menjadi fakta forensik digital yang tersimpan rapih dan bisa dikatakan diluar kendali kita.
Artinya, mungkin kita bisa menghapus seatu tulisan tapi jejaknya tidak serta merta hilang. Itulah kejamnya dunia maya tapi disisi lain juga menyimpan keindahan dan manfaat.
Itu pula yang hampir selalu saya pikirkan(timbang) sebelum saya menulis status di jejaring sosial facebook. Suatu saat di ujung dunia yang lain, mungkin ada orang atau pihak yang mengumpulkan status status tersebut, menganalisa untuk kepentingan yang tidak mampu kita bayangkan (ge’er mode on).
Atau setidaknya saya ingin membuka lembaran-lembaran lama dari fragmen peristiwa, perasaan yang saya lewati dalam kehidupan, saya bisa membukanya kembali ini dengan perasaaan tanang tanpa penyesalan.
And.., here it’s