Bimbingan TI versus Bimbingan Konseling

Tadi ngobrol sama adik yang guru BK mengenai mapel TIK di SMP. Dia bingung waktu dibilang TIK itu di K13 jadi seperti BK, dia tanya emang ngebimbing apa?. Saya jelaskan kita seperti guru BK yang membimbing siswa kasus per kasus sesuai kelebihan dan kekurangannya.

Bukannya paham, dia keliatan tambah bingung, mungkin dalam hatinya mikir “Weleh… gw punya saingan nih….”. Pas saya terangkan bahwa obyek bimbingan itu bukan hanya siswa tapi guru dan TU dia seperti tersentak kaget. Akhirnya saya uraikan secara rinci seputar juknis dan panduan seorang guru pembimbing TI di sekolah.

Saya yakin dalem hatinya dia bilang “wah.. ini sih udah ngelangkahin saya nih…”

Gimana nggak, dia aja skup tanggung jawabnya hanya sebatas siswa dan orang tua, sedangkan saya sampai ke guru dan staf administrasi sekolah segala… hehehe…

Padahal dari sisi keilmuan BK sendiri sudah sangat mapan…, instrumen kerja nya memiliki standar yang baku dan bisa dipertanggung jawabkan dari sisi psikologi perkembangan sampai laporan statistiknya.

Kebetulan saya sering ngobrol dengan adik saya yang idealismenya tinggi ini, dan saya sangat kagum atas kecintaan, integritas dan profiesionalisme dia sebagai guru BK.

Di sekolah dia Layanan BK adalah produk unggulan dengan tiga orang tenaga BK yang dia koordinir. Dan saya menjadi saksi proses sosialisasi, edukasi terhadap guru, kepala sekolah dan stack holder lainnya sampai mereka menerima bahwa sekolah perlu memberikan layanan Bimbingan dan Konseling yang optimal.

Yang saya sayangkan tidak semua sekolah menyadari hal itu, termasuk SMP tempat saya bekerja dimana eksistensi BK hanya muncul saat akan menghadapi akreditasi sekolah atau even tertentu saja.

Sejujurnya sebagai guru bimbingan TI saya merasa minder / inferior dibandingkan dia. Saya belum menguasai intrumen kerja sebagai guru bimbingan TI. Saya sudah googling kemana-mana, sulit memperoleh perbandingan tugas seorang guru bimbingan TI di sekolah atau di negara lain itu seperti apa.

Jadi seperti menciptakan spesies baru yang memiliki karakteristik “beda” dari yang lainnya. Tapi ya mau bagaimana lagi tugas seorang guru adalah mengikuti aturan yang sudah dibuat.

Di sisi lain, sangat disayangkan fungsi BK yang belum disadari sebagian besar sekolah di Indonesia. Jadi terkesan sistem pendidikan kita memarginalkan peran BK yang sesungguhnya sangat penting bahkan vital.

Dan sepertinya kesalahan yang sama akan dilakukan terhadap TI.

4 thoughts on “Bimbingan TI versus Bimbingan Konseling

  1. Kang Demang

    kayaknya yang lebih tepat dan memiliki korelasi dengan TIK adalah perpustakaan, karena orang lulusan perpustakaan banyak belajar teknik penelusuran, etika hak cipta dan lain-lainnya yang memiliki hubungan dengan data dan informasi

    Balas

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s